SINARPRIANGAN NEWS (25-10-2024)
Sepuluh tahun kepemimpinan di Kabupaten Garut memberikan pelajaran berharga tentang tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan daerah. Meskipun ada pencapaian yang terlihat, banyak masalah mendasar yang menghambat kemajuan masyarakat dan layak untuk dikritisi secara mendalam. Ateng Sujana Aktifis Garut angkat bicara
Kepemimpinan yang Tak Berubah
Selama satu dekade terakhir, Garut dipimpin oleh figur yang sama, yang kini mencalonkan diri lagi sebagai Bupati, berpasangan dengan . Keterikatan pada kepemimpinan yang sama menunjukkan stagnasi dalam inovasi dan ide-ide baru. Masyarakat Garut membutuhkan pemimpin yang bisa membawa perubahan, bukan sekadar melanjutkan apa yang sudah ada. Siklus kepemimpinan yang tidak pernah berakhir ini menciptakan rutinitas yang mengabaikan kebutuhan masyarakat akan solusi yang lebih baik dan relevan.
Tingginya Tingkat Kemiskinan
Salah satu sorotan utama dari pemerintahan ini adalah tingginya tingkat kemiskinan yang masih mengakar. Dalam sepuluh tahun, seharusnya ada upaya lebih signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun ada klaim tentang peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), data menunjukkan bahwa hasilnya jauh dari memuaskan. Banyak warga Garut yang masih bergantung pada sektor pertanian, yang sangat rentan terhadap cuaca dan perubahan pasar. Apakah kita bisa menerima kenyataan bahwa sepuluh tahun berlalu tanpa perubahan yang berarti dalam kehidupan sehari-hari masyarakat?
Indeks Pembangunan Manusia yang Memprihatinkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Garut yang rendah merupakan cerminan kegagalan pemerintah dalam mengelola sektor kesehatan dan pendidikan. Meskipun ada sedikit peningkatan dalam harapan hidup, hal ini tidak cukup untuk menutupi fakta bahwa banyak warga masih kekurangan akses ke layanan kesehatan yang memadai dan pendidikan yang berkualitas. Ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem pendidikan dan layanan kesehatan yang ada mencerminkan kurangnya perhatian dan komitmen dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup.
Infrastruktur yang Terabaikan
Pembangunan infrastruktur yang tidak merata adalah masalah lain yang tidak bisa diabaikan. Di tengah janji-janji pembangunan, sekitar 185,62 km jalan di Garut masih dalam kondisi rusak, terutama di wilayah selatan. Kerusakan ini menjadi penghambat utama dalam mobilitas masyarakat dan pengembangan ekonomi lokal. Ketiadaan akses yang baik menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara wilayah utara yang lebih maju dan wilayah selatan yang terabaikan. Di mana keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat yang tinggal di daerah terpencil?
Transparansi dan Akuntabilitas yang Dipertanyakan
Meskipun pengelolaan keuangan daerah mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), banyak warga yang merasa curiga terhadap penggunaan anggaran. Kurangnya transparansi dalam alokasi dana dan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan menciptakan keraguan di kalangan masyarakat. Pengelolaan keuangan yang baik seharusnya disertai dengan keterbukaan informasi agar masyarakat dapat memahami dan mengawasi penggunaan anggaran. Namun, selama ini, banyak proyek yang tidak jelas tujuan dan manfaatnya bagi masyarakat, menciptakan kesan bahwa pemerintah lebih mengutamakan kepentingan tertentu.
Pelajaran untuk Masa Depan
Dalam menghadapi pemilihan mendatang, penting bagi masyarakat Garut untuk menilai kepemimpinan yang ada dengan kritis. Kegagalan dan ketidakpuasan selama sepuluh tahun terakhir seharusnya menjadi pendorong untuk memilih pemimpin yang tidak hanya menawarkan janji, tetapi juga memiliki visi dan rencana aksi yang jelas untuk mengatasi masalah-masalah mendasar,paparnya
Masyarakat berhak untuk menuntut transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam setiap proses pembangunan. Harapan akan perubahan tidak seharusnya dipadamkan oleh siklus kepemimpinan yang monoton. Garut butuh pemimpin yang berani mengambil risiko, memperkenalkan inovasi, dan mendengarkan suara masyarakat, bukan sekadar melanjutkan rutinitas yang telah ada.
Sebagai penutup, refleksi kritis ini mengingatkan kita bahwa sepuluh tahun pemerintahan sebelumnya tidak bisa menyelesaikan persoalan mendasar rakyat Garut secara keseluruhan bukanlah waktu yang singkat dalam konteks pembangunan. Pemerintahan yang ada seharusnya memberikan contoh yang baik dalam hal pelayanan publik dan pengelolaan sumber daya. Masyarakat Garut perlu melangkah maju dengan harapan baru dan memilih pemimpin yang benar-benar peduli terhadap masa depan mereka tutupnya
Pewarta
Asan