BPS Sebut Persentase Kemiskinan di Garut Turun Tipis

Turun Paling Kecil Dibanding Kabupaten Lain di Jabar

Ekonomi484 Dilihat

GARUT, Sinarpriangan.com – Angka kemiskinan di Kabupaten Garut mengalami penurunan tipis pada tahun 2022. Hal itu disampaikan Ketua Tim Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut, Ibnu Mubarok.

“ Kalau di kami BPS, mengeluarkan angka kemiskinan. Tapi sebetulnya bukan meningkat. Secara persentase menurun dari 2021, 10,65 persen jadi 10,42 persen. Jadi menurun tipis,” ujarnya ketika ditemui di kantornya kemarin.

Selain persentase, Ibnu juga menyebut, secara jumlah, angka kemiskinan Garut juga menurun. Tapi penurunannya itu tipis.

“ Tetapi ketika kita melihat jumlahnya juga sebetulnya menurun, tapi penurunannya tidak sebesar kabupaten lain,” tambahnya.

Ibnu juga menyebut bahwa Kabupaten Garut itu bukanlah termiskin. Jika dilihat dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, posisi kabupaten Garut sebetulnya ada di pertengahan.

“ Angka kemiskinan didapat dari survei sosial ekonomi nasional (susenas) yang terakhir dilakukan di bulan Maret 2022. Kami mengumpulkan sebanyak 1.130 rumah tangga di setiap kecamatan,” jelas Ibnu.

Dari setiap kecamatan itu 1.130 rumah tangga, datanya diolah dan akhirnya keluarlah data kemiskinan tersebut.

Adapun yang disebut miskin itu menurut Ibnu parameternya diambil dari konsumsi kalori per kapita. Jika konsumsi kalori per kapitanya di bawah 2.100 kalori, maka disebut miskin. Namun sebeliknya jika konsumsi kalori di atas 2.100 kalori maka keluarga tersebut tidak dikatakan miskin.

Nah angka 2.100 kalori sendiri dikatakan juga dengan garis kemiskinan. Yang menjadi patokan untuk menentukan angka kemiskinan tadi.

baca juga: LGBT di Garut Meningkat? Al Quran Berbicara Tentang Kaum Gay

Adapun data yang terdapat di DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial) menurut Ibnu, data tersebut tergolong data mikro yang dikelola oleh Dinas Sosial. Sementara yang ada di BPS adalah data makro. Yaitu data kemiskinan secara makro yaitu persentasenya.

baca juga: HIV Lebih Mudah Menyebar di Kalangan LGBT, Ini Penjelasannya

Adapun jika berbicara data mikro, misalnya siapa sih orang yang miskin itu, dimana tinggalnya, maka itu ada di DTKS yang masuk data mikro.

Sementara itu regsosek (registrasi sosial ekonomi) yang baru selesai dilaksanakan, juga tergolong data mikro. Di regsosek itu tertera mereka yang masuk miskin dan sangat miskin.

baca juga: Apa Itu Gay dan Apa Ciri-Cirinya?

Regsosek sendiri datanya tengah dioleh, sedang dientry. Dan ketika sudah selesai nanti akan dikelompokkan dari paling bawah sampai paling atas.

Setelah itu BPS akan melakukan konsultasi publik di setiap desa yang akan dihadiri oleh aparat desa, rt rw dan tokoh masyarakat.(zey)