Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta Gelar Lokakarya Penyusunan Kurikulum Pelatihan KPP bagi Toga di Garut

Berita550 Dilihat

Garut, Sinarpriangan.com – Yayasan Cipta dan Tanoto Foundation menggelar acara Lokakarya Penyusunan Kurikulum Pelatihan Komunikasi Perubahan (KPP) bagi Tokoh Agama (Toga) di Kabupaten Garut, digelar di Aula Sekretariat Daerah (Setda) Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (13/04/2023).

Lokakarya ini diikuti perwakilan dari Sekretariat Daerah, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, Ikatan Dokter Indonesia Cabang Garut, Satgas Stunting Kabupaten Garut, Dinas Kominfo, dan dari akademisi diwakili Guru Besar Universitas Garut, Prof. Dr. Hj. Ikeu Kania, M.Si.

Senior Program Officer Yayasan Cipta, Rhiza Caesari Kristata, menyampaikan, jika pertemuan kali ini merupakan pertemuan awal dari rangkaian yang akan dilaksanakan dalam peningkatan kapasitas untuk tokoh agama di Kabupaten Garut.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan penyusunan kurikulum yang diharapkan akan menjadi dasar untuk kemudian mengembangkan modul maupun tools untuk pelatihan maupun peningkatan kapasitas pada tokoh agama ini,” ujar Rhiza.

Ia mengungkapkan, dalam penyusunan kurikulum ini, Kabupaten Garut diberikan referensi kurikulum dan modul dari Kabupaten Lombok Barat, yang tokoh kuncinya cukup relevan dengan Kabupaten Garut. Meskipun begitu, ia berharap Kabupaten Garut mampu menyusun kurikulum dan modul yang disesuaikan dengan kekhasan dan keunikan dari Kabupaten Garut.

“Sehingga sasaran komunikasinya bisa lebih efektif, lebih tepat sasaran gitu ya, untuk menjawab tantangan maupun permasalahan yang ada di Kabupaten Garut,” harapnya.

Sementara itu, Sub Koordinator (Subkor) Promosi Kesehatan (Promkes) dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Heni Juliani, menuturkan, jika selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terus berupaya untuk melakukan perubahan perilaku dalam rangka penanganan, penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Garut. Akan tetapi, imbuhnya, perubahan perilaku tersebut tidak bisa dilihat secara signifikan.

Heni mengungkapkan, jika perubahan perilaku terkait stunting ini harus melalui beberapa fase, mulai dari tahu, mau, mampu, serta mandiri, dan Ia menilai jika masyarakat di Kabupaten Garut baru berada di fase tahu dan mau.

“Jadi kami mengucapkan terimakasih kepada Tanoto ya mungkin dengan Yayasan Cipta juga, di mana ada kepedulian ke Kabupaten Garut, mudah-mudahan nanti dengan adanya Tonoto dan Yayasan Cipta di sini lebih meningkatkan dari yang tadinya tahu (dan) mau menjadi mampu, mampu untuk berdiri sendiri untuk menjaga kesehatannya,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Penyuluh Agama dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut, Hafidz, mengatakan jika Kantor Kemenag Garut memiliki 390 penyuluh agama di Kabupaten Garut, dengan 340 di antaranya merupakan penyuluh agama non Aparatur Sipil Negara (ASN), yang tersebar di Kabupaten Garut.

Dalam rangka ikut serta dalam penanganan, penurunan, dan pencegahan stunting di Kabupaten Garut, imbuh Hafidz, para penyuluh agama tadi diberikan pembinaan dan tugas secara khusus untuk menyampaikan materi terkait dengan stunting ini di majelis taklim maupun di khutbah Jum’at.

“Setiap kali majelis taklim senantiasa disisipi termasuk dalam khutbah Jum’at, dengan langkah real seperti itu diharapkan kontribusi peran aktif di Kementerian Agama itu bisa memberikan sumbangsih kontribusi dalam rangka penurunan angka stunting khususnya di Kabupaten Garut,” tandasnya.