Integrasi Layanan Primer : Kunci Sukses Kesehatan di Puskesmas Banjarwangi

Berita519 Dilihat

GARUT, Sinarpriangan.com – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) tengah menerapkan Integrasi Layanan Primer (ILP) sebagai bagian dari upaya transformasi kesehatan di Indonesia. Program ini memiliki tiga pilar utama: penerapan siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan, mendekatkan layanan hingga ke tingkat desa dan dusun, serta memperkuat pemantauan wilayah melalui digitalisasi dan pemantauan melalui dashboard situasi kesehatan per desa.

Puskesmas Banjarwangi, Kabupaten Garut, terpilih sebagai salah satu dari sembilan lokus untuk menjalankan program ILP. Kepala Puskesmas, Mahmud, menyampaikan bahwa program ini telah diuji coba sejak Juli 2022. Ia menjelaskan perubahan signifikan terutama terkait jenis pelayanan. Sebelumnya, layanan bersifat terpisah, namun dengan ILP, layanan disesuaikan dengan siklus hidup, terbagi dalam empat klaster.

“Di mana layanannya kalau dulu itu ada layanan BP, atau layanan KIA sekarang diubah, dengan adanya integrasi layanan primer pelayanan menjadi layanan berdasarkan siklus hidup, di mana ada (beberapa) klaster, klaster 1, klaster 2, klaster 3, dan klaster 4,” ujar Mahmud ketika diwawancara di Puskesmas Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jum’at (20/10/2023).

Klaster tersebut meliputi manajemen, layanan kesehatan untuk ibu hamil, bayi, balita, dan remaja, layanan untuk usia produktif hingga lanjut usia, serta penanggulangan penyakit menular. Mahmud juga menekankan bahwa ILP diterapkan di Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Posyandu Prima di wilayah Kecamatan Banjarwangi, termasuk Desa Wangunjaya dan Desa Talagajaya.

Penerapan ILP turut berdampak pada jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas Banjarwangi. Data menunjukkan peningkatan yang signifikan sejak Juli 2022. Bahkan, pada 2023, jumlah kunjungan terus meningkat, mencapai puncak tertinggi di bulan Agustus, dengan data :
1. Bulan Januari 1.234 kunjungan
2. Bulan Februari 1.161 kunjungan
3. Bulan Maret 1.184 kunjungan
4. Bulan April 1.188 kunjungan
5. Bulan Mei 1.453 kunjungan
6. Bulan Juni 1.553 kunjungan
7. Bulan Juli 1.553 kunjungan
8. Bulan Agustus 1.776 kunjungan.

Mahmud juga mengungkapkan bahwa ILP memungkinkan pihaknya untuk mendapatkan fasilitasi laboratorium yang mendukung pelayanan. Hal ini mencakup fasilitasi alat pemeriksaan seperti Elektrokardiogram (EKG) dan berbagai pemeriksaan lainnya di laboratorium, termasuk memeriksa HB, kolesterol, gula, hingga protein urine.

“Mungkin juga karena kepuasan masyarakat juga meningkat, terutama tentang adanya semacam kontak atau misalkan layanan yang lebih menyeluruh, karena di integrasi layanan primer itu sifatnya banyaknya skrining sesuai dengan siklus hidup yang sudah ditentukan,”ungkap Mahmud.

Berhasilnya implementasi ILP di Puskesmas Banjarwangi telah menarik perhatian dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, mulai dari Banyuwangi, Bintan, Samarinda, hingga Papua. Bahkan, rencananya Dinkes Kabupaten Tanah Datar akan melakukan kunjungan untuk berbagi pengalaman pada Oktober ini.

“Bahasanya bagaimana best practice atau kita sharing pengalaman tentang integrasi layanan primer diterapkan di Puskesmas Banjarwangi gitu,” ungkap Mahmud.

Mahmud tak lupa menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung penerapan ILP di Puskesmas Banjarwangi, terutama kepada Bupati Garut, Rudy Gunawan, yang dinilainya telah merespons dengan cepat terkait ILP ini. Keberhasilan program ini tidak terlepas dari komitmen Bupati Garut terhadap ILP, menjadi contoh yang patut diikuti oleh daerah lain.

Mahmud berharap program ILP dapat diperluas ke semua Puskesmas di Kabupaten Garut, sehingga masyarakat dapat dengan lebih cepat dan berkualitas mendapatkan akses layanan kesehatan, dengan penekanan pada promosi dan pencegahan.

“Terutama dihubungkan dengan promotif dan preventifnya. Jadi tidak hanya cenderung ke kuratif tapi lebih cenderung ke bagaimana promotif dan preventif,” tandasnya.

Puskesmas Banjarwangi merupakan puskesmas dengan kategori daerah terpencil di Kabupaten Garut. Fasilitas rawat inap dan poned yang dimilikinya didukung oleh 58 tenaga kesehatan dan 7 orang non tenaga kesehatan.

baca juga: Pemkab Garut akan Lakukan Validasi, Diharapkan Angka Penerima Bantuan PKH Menurun

baca juga:Wabup Garut: Santri Harus Mempersiapkan Diri sebagai Negarawan