HET Turun, Kenapa Gas Bersubsidi di Garut Tetap Mahal?

Ekonomi292 Dilihat

GARUT, Sinarpriangan.com – Harga eceran tertinggi (HET) gas bersubsidi 3kg di Kabupaten Garut sudah diturunkan Bupati, namun kenapa harga gas bersubsidi di lapangan tetap mahal?.

Sejumlah massa dari Aliansi Umat Islam Garut mempertanyakan hal itu dan mendatangi kantor bupati Garut, Selasa 4 April 2023. Mereka ingin menuntut langkah konkret Pemkab Garut untuk menurunkan harga di lapangan.

Yulianti, salah seorang orator dalam aksi ke kantor bupati mengatakan bahwa, harga di lapangan sekarang ini rata-rata di angka 25 ribu rupiah. Bahkan yang lebih gilanya lagi di daerah selatan ada yang mencapai 38 ribu rupiah.

Lantas dimanakah peran dari penurunan HET yang dilakukan bupati melalui keputusan bupati (Kepbup). Seolah-olah penurunan itu hanya sebatas formalitas.

Oleh karena itu Yulianti pun meminta salinan asli dari Kepbup agar menjadi bukti, ketika ada pangkalan nakal menjual gas di atas HET.

” Kita mengadakan rapat kerja dengan komisi 3 itu bahwa bapak bupati menurunkan, tetapi rill di lapangan itu tidak ada. Dan kita meminta kepada bapak bupati itu, SK yang asli yang beliau tanda tangani berikan kepada kami supaya itu bisa dijadikan acuan di saat kita membeli tetap dengan harga yang mahal,” ujar Yulianti.

” Harga eceran tertinggi di lapangan sampai sekarang masih di kisaran 25 ribu ke atas malah untuk di selatan ada yang sampai 38 ribu,” sambungnya.

Yulianti juga meminta bupati Garut untuk mengusut mafia gas yang menyebabkan mahalnya gas bersubsidi tersebut.

Menurutnya banyak mafia yang masuk ke lingkaran tersebut. Bahkan ada mantan asda Garut dan Anggota DPRD yang juga ikut bermain. Yulianti dengan tegas menyebut, ada anggota DPRD Garut yang bermain DO fiktif.

” Kita minta kepada bapak bupati siapapun itu yang berada di lingkaran mafia gas harus ditindak secara hukum,” ujarnya.

Selain itu diperparah juga dengan kinerja Hiswama Migas yang seolah hanya mementingkan aspirasi pengusaha ketimbang kepentingan rakyat banyak.

Malahan, pengurus Hiswana Migas seolah memberikan ancaman bahwa jika HET gas tidak naik, maka akan ada kemungkinan gas menjadi langka di Garut.

” Kita bertanya ke Hiswana dia angkat tangan, malah dia mengatakan bahwa di saat HET ini tidak dinaikkan jangan salahkan Hiswana kalau misalkan di Garut tidak ada gas LPG 3kg,” tegas Yulianti.

baca juga: Manfaat Madu untuk Kesehatan, Salah Satunya untuk Jantung

” Jangan menekan kita warga Garut yang jumlahnya lebih banyak dari mereka pengusaha-pengusaha gas,” ujarnya. (gilang)

baca juga: Manfaat Buah Pepaya untuk Penderita Asam Lambung dan Melancarkan Sistem Pencernaan

baca juga: Mengolah Lidah Buaya untuk Obat Luka Lambung