SINARPRIANGAN NEWS (21-10-2024)
Dalam kunjungan pertamanya di Kampung Ciarileu,20 Oktober 2024, Teh Putri menikmati petik alpukat sambil ngopi dan berdialog dengan masyarakat. Sambutan hangat dari warga menunjukkan harapan akan pemimpin baru yang hebat dan kuat untuk Kabupaten Garut.
Dalam sesi dialog, Ahmad Bunyamin mengungkapkan keluhannya mengenai program Rutilahu yang dianggap tidak maksimal, disebabkan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah. Menanggapi keluhan tersebut, Teh Putri berkomitmen untuk memprioritaskan kegiatan sosial yang dapat mensejahterakan masyarakat. Ia menyatakan pentingnya meningkatkan perhatian pada program-program perumahan yang layak, serta mengoptimalkan alokasi anggaran untuk kebutuhan mendasar masyarakat.
Teh Putri berjanji akan menggandeng berbagai pihak, termasuk masyarakat, untuk menciptakan program yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan lokal. Dengan pendekatan yang lebih partisipatif, diharapkan masalah-masalah seperti ini dapat teratasi dengan baik, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dari program pemerintah. Teh Putri percaya bahwa dengan kerjasama dan komitmen bersama, kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
Kunjungan Teh Putri selanjutnya ke Kampung Sukarasa Desa Girijaya kali ini sangat dinantikan oleh warga. Mereka telah mempersiapkan acara gogo balong, sebuah tradisi menangkap ikan di kolam yang penuh keseruan. Suasana meriah terasa di mana-mana, dengan gelak tawa anak-anak yang berlarian dan orang dewasa yang sibuk menyiapkan peralatan. Teh Putri pun tak ingin ketinggalan; ia bergabung dengan masyarakat, mengenakan pakaian santai, dan siap membantu menangkap ikan. Keberadaannya menambah semarak acara, memberikan semangat kepada semua orang yang hadir.
Setelah ikan berhasil ditangkap dan acara gogo balong selesai, suasana beralih ke sesi dialog yang telah dijadwalkan. Warga berkumpul di sebuah tempat terbuka, duduk melingkar sambil menikmati hasil tangkapan. Teh Putri membuka sesi dialog dengan hangat, mengajak warga untuk berbagi pengalaman dan pendapat mereka. Ia percaya bahwa komunikasi adalah kunci untuk membangun komunitas yang solid.
Namun, di tengah semangat yang menggelora, muncul keluhan dari salah satu warga. Ia menceritakan bagaimana keluarganya terjebak dalam utang akibat pinjaman dari Bank Emok, yang menjanjikan bunga rendah namun ternyata membebani mereka dengan biaya tersembunyi. Cerita ini memunculkan keprihatinan di antara warga lainnya, yang juga mengaku mengalami kesulitan serupa.
Teh Putri mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia menyadari bahwa masalah ini bukan hanya individu, tetapi sudah menjadi masalah komunitas. Dengan sikap yang tenang, ia memberikan tanggapan yang konstruktif. “Saya mengerti betapa sulitnya keadaan ini,” katanya. “Penting bagi kita untuk mengelola keuangan dengan bijak agar tidak terjerat utang. Mari kita cari solusi bersama.”
Ia kemudian menawarkan untuk menyelenggarakan workshop tentang literasi keuangan, di mana warga bisa belajar cara mengelola keuangan, memahami bunga pinjaman, dan mencari alternatif sumber pendanaan yang lebih aman. Teh Putri juga mendorong warga untuk saling berbagi pengalaman dan mencari cara bersama untuk menghadapi tantangan ini. “Kita bisa membentuk kelompok belajar, agar setiap orang bisa berbagi pengetahuan dan strategi,” tambahnya.
Diskusi menjadi semakin hidup. Banyak warga yang memberikan ide dan saran, saling mendukung satu sama lain. Beberapa warga yang sudah memiliki pengalaman positif dalam pengelolaan keuangan berbagi cerita tentang bagaimana mereka bisa keluar dari utang. Atmosfer dialog ini tidak hanya menciptakan solusi, tetapi juga membangun rasa kebersamaan yang kuat di antara mereka.
Saat acara berakhir, warga merasa lebih optimis dan siap menghadapi tantangan bersama. Teh Putri merasa senang melihat antusiasme dan keinginan warga untuk saling membantu. Ia pulang dengan membawa harapan bahwa Kampung Sukarasa akan menjadi komunitas yang lebih mandiri dan kuat dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah keuangan.
Kunjungan ini tidak hanya mempererat hubungan Teh Putri dengan warga, tetapi juga memberikan fondasi baru untuk kerjasama dan keterlibatan dalam berbagai kegiatan di masa depan.
Kunjungan terakhir Teh Putri ke Desa Padasuka menjadi momen yang dinanti-nanti oleh warga, terutama para Ibu-Ibu yang sudah berkumpul sejak pagi. Suasana desa yang biasanya tenang kini dipenuhi kegembiraan dan harapan, seolah seluruh perhatian terfokus pada kehadiran sosok yang dikenal peduli terhadap masyarakat.
Saat Teh Putri tiba, sambutan hangat langsung mengalir. Warga menyiapkan wedang jahe yang harum, menambah keakraban dalam acara tersebut. Dalam suasana santai, mereka berkumpul di kedai wedang jahe pinggir jalan di Desa Padasuka berbagi cerita sambil menikmati minuman hangat. Teh Putri tidak hanya sekadar hadir, tetapi berbaur dengan mereka, mendengarkan keluhan dan harapan yang terlontar dari setiap ibu yang hadir.
Diskusi mulai menghangat ketika isu ekonomi yang tengah terpuruk menjadi topik utama. Banyak warga mengungkapkan rasa khawatir dan kesulitan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Teh Putri mendengarkan dengan seksama, menanggapi setiap pernyataan dengan empati. Ia menyadari betapa pentingnya untuk memberikan perhatian lebih kepada masyarakat yang berjuang di tengah keterbatasan.
Tak lama kemudian, isu program Rutilahu juga muncul. Beberapa warga mengeluhkan ketidakmerataan dalam pelaksanaan program tersebut. Beberapa rumah mendapatkan bantuan, sementara yang lain terabaikan. Mendengar hal ini, Teh Putri berjanji untuk mengusulkan perbaikan dalam sistem distribusi bantuan agar semua warga yang membutuhkan bisa merasakan manfaatnya. Ia mengajak warga untuk aktif berpartisipasi dalam menyampaikan aspirasi mereka agar program-program pemerintah bisa lebih tepat sasaran.
Dengan penuh semangat, Teh Putri menawarkan solusi konkret. Ia mengusulkan pelatihan keterampilan bagi ibu-ibu agar mereka dapat menciptakan peluang usaha baru, serta meminta dukungan dari pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal. Rencana ini disambut antusias oleh warga, yang melihatnya sebagai harapan baru untuk masa depan yang lebih baik.
Acara berlanjut dengan suasana yang semakin akrab, ditutup dengan janji Teh Putri untuk terus berkomunikasi dan memastikan setiap suara warga didengar. Kunjungan ini tidak hanya sekadar pertemuan, tetapi sebuah langkah awal untuk membangkitkan semangat masyarakat Desa Padasuka dalam menghadapi tantangan dan meraih harapan baru. Warga pun pulang dengan rasa optimis, merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan ini.
Pewarta
AS