SINARPRIANGAN NEWS (2-11-2024)
Pada tanggal 1 November 2024, angin kencang dan hujan lebat menerpa Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi. Di tengah badai yang mengamuk, sebuah tragedi menimpa seorang janda lansia, Mak Ilah, yang tinggal sebatang kara di Kp Ciparugpug, RT 09 RW 02. Momen tersebut tidak hanya menjadi ujian bagi Mak Ilah, tetapi juga mengungkapkan ketangguhan dan kepedulian komunitas.
Saat badai menghantam, Mak Ilah, yang berusia lanjut, tengah berada di rumah seorang tetangga. Tak ada yang bisa memprediksi bahwa pohon besar yang berdiri kokoh di halaman rumahnya akan tumbang dan menghancurkan tempat yang selama ini menjadi satu-satunya tempat perlindungannya. Ketika angin mulai mereda, ketakutan dan keprihatinan menggantikan suasana mencekam. Para tetangga bergegas menuju rumah Mak Ilah dan mendapati pemandangan yang memilukan: atap rumahnya hancur, dinding-dindingnya retak, dan barang-barang berharga yang dimilikinya hancur berantakan.
Mak Ilah dikenal sebagai sosok yang ramah dan penuh kasih sayang. Meskipun hidup sendiri, ia selalu berusaha membantu sesama dengan memberikan makanan dan dukungan moral bagi tetangga-tetangganya. Kini, giliran komunitas untuk membalas kebaikannya. Mereka segera berkumpul, membantu membersihkan puing-puing dan merencanakan langkah-langkah untuk memberikan dukungan kepada Mak Ilah.
Dinas Sosial, Baznas, dan pemerintah Desa Padahurip diharapkan segera mengambil tindakan untuk memberikan bantuan yang diperlukan. Sumbangan bahan bangunan, makanan, dan dukungan moral sangat diharapkan untuk membantu Mak Ilah bangkit dari keterpurukan. Keberadaan para relawan yang siap membantu menjadi sumber harapan di tengah kesulitan.
Kisah Mak Ilah adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Dalam setiap badai yang datang, ada kekuatan dalam komunitas yang bersatu untuk mendukung satu sama lain. Semoga perhatian dari instansi terkait segera datang, dan Mak Ilah bisa kembali merasakan kehangatan rumah yang aman dan nyaman. (Asan)