Asda 1 Pemkab Garut Kabulkan Permohonan Audensi “LSM BERGERAK” Terkait Pelayanan RSUD dr.Slamet

Kesehatan574 Dilihat

Garut, sinarpriangan.com.

Rabu,15/6/2022 Bertempat di gedung Aula rapat kantor bupati Garut, pemerintah kabupaten Garut yang diwakili oleh Asisten daerah (ASDA 1) menerima permohonan audiensi yang diajukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) Garut Bergerak.

Dalam audiensi tersebut turut dihadirkan para pihak antara lain :
1. Dinas kesehatan Kabupaten Garut;
2. Dinas Sosial Kabupaten Garut;
3. Dinas Sosial Kabupaten Garut.

Audiensi diawali oleh sambutan yang disampaikan oleh ASDA 1 (Suherman), dikatakan Asda, bahwa adanya audiensi yang dimohonkan oleh LSM Garut bergerak diharapkan memberikan dampak atau motivasi kepada tiga instansi yang turut dihadirkan, dapat meningkatkan pelayanan yang dikeluhkan oleh jajaran pengurus dan anggota LSM Garut bergerak, berdasarkan fakta yang dialami langsung oleh masyarakat dilapangan.

Satu demi satu fakta bahwa pelayanan yang dilakukan oleh pihak RSUD dr. Slamet disampaikan oleh peserta audiensi.

Dalam hal pelayanan bagi masyarakat yang difasilitasi BPJS PBI, Kabid pelayanan kesehatan dinas kesehatan kabupaten Garut yang akrab dipanggil (Rita) menerangkan, bahwa Pemkab Garut mengalokasikan anggaran sebesar Rp.96.000.000.000 untuk BPJS PBI bagi masyarakat tidak mampu ujarnya.

Namun hal itu tidak menutup kemungkinan masih ada beberapa bagian masyarakat yang belum mendapatkan akses kesehatan melalui BPJS PBI tutupnya singkat.

Di waktu dan tempat yang sama, Wadir RSUD Dr.slamet (Ayi Rosadi) juga menambahkan, untuk penanganan masyarakat tidak mampu pihaknya juga telah melakukan banyak hal ujarnya, seperti tagihan yang seharusnya dibayar sebesar Rp.4.000.000 pasien hanya memiliki berapapun kami juga sering membantu apa yang menjadi kesulitannya tandas Ayi.

Masih lanjut Ayi, namun dengan adanya kontrol sosial dari rekan rekan LSM Garut bergerak kami mengucapkan banyak terimakasih, kritik, koreksi, dan masukan akan kami jadikan sebagai perbaikan dalam melaksanakan pelayanan kepada khususnya di rsud dr.slamet pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, salah satu peserta audien (Agis Abdul Azis) juga menyampaikan apa yang dia saksikan sendiri ketika melakukan pendampingan dan advokasi kepada masyarakat yang berasal dari kalangan kaum marginal, khususnya dalam hal buruknya pelayanan. contoh kecil masih ada kelas dalam hal pelayanan, ada kasta jelata dan ada kasta raja, ada miskin pintar dan ada miskin yang bodoh, dan kebetulan dirinya sedang mendampingi kalangan miskin yang notabene bodoh, padahal sarana dan prasarana yang dipakai semua bersumber dari APBD yang notabene didapat dari uang rakyat tutupnya singkat.

Hal senada juga disampaikan oleh (Ardianto) alias Acoy, saat dirinya mendampingi salah satu masyarakat yang juga notabene kaum marginal, buruknya pelayanan sangat dia rasakan.

Diterangkan bahwa pasien yang ingin melahirkan, tidak kunjung mendapat penanganan, bahkan hal hal sepele yang dijadikan alasan oleh pihak rumahsakit, seperti tidak ada blangkar, tidak ada kamar, hal seperti ini sangat tidak menunjukan sisi profesionalitas, masa pasien harus menunggu berjam jam untuk mendapatkan penanganan tukas Acoy dengan nada kesal.

Buruknya pelayanan RSUD dr.slamet juga dikeluhkan oleh sekretaris Garut Bergerak (Ade Sawali) hal ini terjadi karena tidak kooperatifnya bidang bidang yang ada dalam struktur organisasi RSUD dr. Slamet ujarnya. Yang akhirnya terkesan permasalahan yang ada hanya mampu diselesaikan oleh seseorang yakni, direktur RSUD dr Slamet Garut (Dr. Husodo) pertanyaannya, yang lain kemana dan apa saja yang dikerjakan jika BLUD sebesar RSUD Slamet Garut hanya satu orang yang mampu memberikan solusi untuk suatu permasalahan tukas Ade.

Kesimpulan dari audiensi tersebut, LSM Garut bergerak mendorong agar pihak BLUD RSUD. Dr. Slamet, untuk mengedepankan sisi kemanusiaan dalam hal melayani masyarakat. Asda 1 (Suherman) juga menegaskan bahwa apa yang ditemukan oleh LSM Garut bergerak harus ditindak lanjuti dengan serius oleh para pihak, baik dalam hal yang bersifat administrasi yang membutuhkan kolaborasi antar instansi, maupun dari sisi penanganan kesehatanya pungkas Suherman.

Rep : Endang Sutardin
Publisher : (Red)