GARUT, Sinarpriangan.com – Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) mengadakan Festival Kabuyutan Garut selama tiga hari dimana dalam hari ketiga yang digelar Minggu 3 Desember 2023, digelar Fashion Show Pakaian Sunda di Gedung Art Center.
Dalam fashion show tersebut, dikhususkan untuk mengangkat raksukan sunda (pakaian sunda) sebagai warisan budaya Indonesia. Sehingga peserta fashion show pun semuanya diwajibkan menggunakan pakaian sunda seperti kebaya, dan burkat sunda khusus untuk peserta wanita. Selain itu untuk peserta pria juga diwajibkan menggunakan pakaian sunda.
Dalam fashion show tersebut, semua peserta tampil memukau dan menampilkan kebolehannya dalam lenggak-lenggok layaknya model profesional.
Namun ada satu peserta yang sempat membuat heboh penonton dan juri. Peserta wanita dengan nomor 13 kategori dewasa, bernama Biebie Bagja, mendapatkan sambutan dan tepuk tangan yang paling meriah.
Dengan pakaian kebaya warna dominan kuning muda kehijauan dan bawahan kain motif warna hijau, Biebie Bagja berlenggak-lenggok ke kiri dan ke kanan panggung.
Ia pun sempat membentangkan pakaian kebayanya yang tampak seperti ada sayap kupu-kupu. Hal itu yang membuat penonton dan juri bersorak dan memberikan tepuk tangan meriah.
Biebie Bagja pun berhasil mendapatkan penghargaan dengan kategori “Peserta Terfavorit ”.
Ia pun sangat gembira dengan penghargaan tersebut dan tidak menyangka bisa mendapatkan apresiasi tersebut.
Kepada wartawan, Biebie Bagja mengapresiasi fashion show yang dilaksanakan oleh DKKG sebagai bagian dari Festival Kabuyutan Garut itu.
Ia berharap, pakaian sunda baik berupa kebaya atau burkat sunda ini bisa dilestarikan. Yaitu dengan menggalakkan pemakaian pakaian sunda di kalangan masyarakat umum.
Sejauh ini kata dia, pakaian sunda ini sudah diwajibkan di kalangan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Garut dalam hari tertentu. Menurutnya, akan lebih baik jika pakaian sunda ini juga bisa digunakan oleh kalangan masyarakat umum maupun perusahaan swasta di Garut.
Dengan begitu kata Biebie Bagja, generasi akan datang akan terus mengenal seperti apa itu pakaian sunda dan juga kebaya.
Generasi muda sekarang ini pun menurutnya tidak perlu malu menggunakan pakaian sunda karena tampilannya pun tak kalah menarik dengan pakaian kekinian. Terlebih lagi kebaya juga sudah menjadi warisan budaya dunia dari Indonesia yang tercatat di Unesco. Oleh karenanya, masyarakat Indonesia harus bangga menggunakan kebaya maupun pakaian sunda lainnya.

Ketua DKKG, Irwan Hendarsyah menjelaskan, fashion show ini melibatkan peserta dari kalangan pelajar, anak kecil, remaja dan dewasa.
Dalam fashion show ini, para peserta diwajibkan menggunakan raksukan sunda (pakaian sunda) baik untuk peserta wanita maupun pria. Diantaranya menggunakan kebaya sunda maupun burkat sunda untuk peserta wanita.
Tujuan dari fashion show raksukan sunda ini menurut Irwan, adalah untuk flashback ke masa lalu betapa Sunda itu kaya dengan aneka ragam atau khasanah budaya, termasuk raksukan sunda.
Terlebih lagi kata Irwan, kebaya itu sudah tercatat di Unesco sebagai warisan budaya dari Indonesia. Dan oleh karena itu warga Indonesia harus bangga menggunakan kebaya.
Selain itu kata Irwan, Festival Kabuyutan ini juga sebagai bentuk implementasi dan komitmen Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut terhadap Undang-undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 tahun 2017.
” Kami berkewajiban memelihara nilai budi pekerti melalui budaya, karena budaya merupakan salah satu cipta karsa manusia yang wajib kita ikuit, kita pahami dan kita mesti mengikuti tatanan dan tuntunan agar hidup lebih tahu, hidup mengerti dan hidup paham akan sesuatu hal. Hal kebijakan dan kebajikan,” ujarnya.
” Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut dalam hal ini bekerja sama dengan BPIP serta Makara Art Center didukung penuh Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut mengadakan Festival Kabuyutan ini,” sambungnya.
Acara ini digelar tiga hari. Diantaranya hari pertama diisi dengan anjangsana budaya ke Situs Ciburuy, kemudian hari kedua dengan beberapa kegiatan seperti festival tematik pencak silat, saresehan budaya, pameran, museum, seni lukis, bazar, dan edukasi kebudayaan. Kemudian hari ketiga diisi dengan fashion show raksukan sunda.
Selain itu Festival Kabuyutan ini juga dalam rangka milangkala (HUT) kelima DKKG sekaligus juga sebagai bentuk persembahan satu dasawarsa kepemimpinan bupati wakil bupati Garut, Rudy-Helmi.

Ketua Komunitas Wanita Hebat Garut (Wahegar) Susi Sabion, dalam fashion show ini juga mengikutsertakan beberapa anggotanya, termasuk dirinya.
Susi Sabion mengapresiasi fashion show yang digelar DKKG tersebut sebagai upaya melestarikan pakaian sunda berupa burkat sunda maupun kebaya.
” Kegiatan ini bagus, mengapresiasi banget, bahwa Wahegar juga selaku wanita hebat Garut yang mempelopori kewanitaan ada di tengah-tengah masyarakat dengan memberikan sesuatu untuk mengajak yang di luar sana untuk selalu membudayakan burkat sunda. Karena ini ciri khas budaya sunda. Oleh siapa lagi dimumule kalau bukan oleh kita selaku orang sunda,” ujarnya.
” Dan ini suatu motivasi bahwa dengan berkebaya itu ciri khas wanita sunda. Dengan cantik alami dan itulah Indonesia, dengan keanekaragamannya,” ujarnya.
Selain itu Susi juga berharap, pakaian sunda ini tidak hanya dihidupkan di kalangan aparatur sipil negara (ASN) saja di tiap hari kamis. Namun masyarakat umum juga harus memakai kebaya dalam tiap kesempatan.
Ketika ditanya siapa dari anggotanya yang paling keren, Susi menjelaskan bahwa semua anggotanya cantik. Karena pada dasarnya wanita itu cantik namun yang membedakan adalah attitude-nya dan sejauh mana dia bermanfaat bagi orang lain.
” Semua keren, karena pada dasarnya semua wanita itu cantik ber-inner beauty, tergantung kepada attitude kita bagaimana kita bermanfaat kepada orang lain. Karena ini bukan perlombaan tapi bentuk apresiasi buat DKKG dengan partisipasi berarti kita sudah menyupportnya,” ujar Susi.

baca juga: Nutrimax Buka Pemeriksaan Gratis Di Festival Kabuyutan Garut





