BEM PTNU Jawa Barat Mengadakan Aksi “BOIKOT MABES POLRI”

terlibat dalam berbagai kasus besar yang telah menurunkan kredibilitas institusi dan moralitas kepolisian,

Hukum, Pemerintahan1061 Dilihat

Jakarta,Sinarpriangan News

BEM PTNU Jawa Barat Mengadakan Aksi “BOIKOT MABES POLRI” pada hari Senin 5 Februari 2024 di Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (MABES POLRI)
Jl. Trunojoyo No.3 2, RT.2/RW.1, Selong, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110. Rabu 7 Februari 2024

Menurut Koordinator Lapangan (Korlap) dari salah satu daerah yang beraliansi bersama BEM PTNU yaitu Muhammad Faisal, Menyampaikan.

“Tindakan ini dipicu oleh ke-khawatiran banyak Mahasiswa dan Masyarakat Intelek terhadap kinerja dan integritas Institusi POLRI di bawah kepemimpinan Listyo Sigit Prabowo. di bawah kepemimpinannya, POLRI telah terlibat dalam berbagai kasus besar yang telah menurunkan kredibilitas institusi dan moralitas kepolisian, termasuk kasus:

1. Penegakan hukum yang sering dikeluhkan oleh masyarakat dimana dalam realita yang terjadi masyarakat sangat sulit mendapatkan keadilan kecuali pada mereka yang ber-uang atau salasatu kasusnya viral dulu lalu ditindak lanjuti.

2. banyak sekali tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian yangmelakukan tindakan represifitas atau demilterisasi terhadap masyarakat sipil demi kepentingan para penguasa.

3. saat ini kepolisian menjadi alat bagi para penguasa untuk membungkam masyarakat dalam mempertahankan hak hidupnya kemudian juga, banyak terlihat pada para pelaku demonstrasi aparat penegak kepolisian lebih sering menghalangi ketimbang memberikan perlindungan.

4. banyak kecacatan dalam internal manajemen POLRI dari mulai tingkat daerah hingga pusat yang menyebabkan institusi polri sangat buruk salahsatunya pelarian Joko Tjandra, pembunuhan brigadir yosua hutabarat,peredaran narkotika Teddy Minahasa, pengoprasian tambang ilegal ismailbolong, pemerkosaan remaja oleh polisi dibeberapa daerah, penembakanterhadap penduduk di Nusa Tenggara Timur, suap dan gratifikasi puluhan miliar dalam memakelari perkara oleh salah satu ajun komisaris besar bambang kayun, penyeranagan penonton di stadion Kanjuruhan dengan gas air mata, yang memicu kematian hingga ratusan orang.

5. Ketidak netralan dan intervensi Polri sebagai tangan panjang presiden dalam cawe – cawe pemilu tahun 2024.

“Pengurus BEM PTNU Jawa Barat menginisiasi aksi ini sebagai ekspresi keprihatinan kami terhadap Institusi Polri. Namun, kami kecewa karena upaya kami tidak direspon oleh aparat kepolisian. Kami berupaya dengan cara yang baik untuk menyampaikan hasil kajian kami dari 31 Kampus di Jawa Barat, tetapi justru dihalangi oleh pihak kepolisian.”
Lebih buruknya lagi, aparat kepolisian ini menunjukkan tindakan represif terhadap peserta aksi kami, yang menyebabkan sejumlah di antara mereka harus dibawa ke rumah sakit karena luka yang cukup parah, termasuk memar, pendarahan, dan cedera parah di bagian belakang kepala.
Karena itu, kami dengan tegas mengutuk tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap salah satu peserta aksi kami.

“Adapun dari pada itu dalam aksi ini kami menuntut :

1. Kembalikan marwah Institusi Polri sebagaimana semestinya sebagai gardaterdepan pengayom masyarakat dengan mewujudkan Reformasi Polrisecara struktur dan kultur dari hulu sampai ke hilir.
2. Bapak Listyo Sigit Prabowo untuk mundur sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
3. Stop cawe-cawe dan intervensi dalam pemilu tahun 2024.
4. Pecat 2 polisi yang melakukan tindakan represif terhadap masa aksi BEM PTNU Jawa Barat” Tandasnya

Pewarta:
Ahmad Fajar M/Fithri