2 Ketua Parpol di Garut Ini Pilih Sistem Pemilu Proporsional Tertutup dan Terbuka

Politik378 Dilihat

GARUT, Sinarpriangan.com – Dua sosok ketua parpol di Kabupaten Garut, yaitu Ketua DPC PDI Perjuangan Garut dan Ketua DPC PPP Kabupaten Garut menjadi narasumber dalam acara yang digelar Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima persis) bertajuk Politician Club, Overthinking Menyambut Pemilu Proporsional Tertutup atau Terbuka, Ada Apa dengan Aku?” Minggu 26 Maret 2023 di Pendopo Garut.

Sejumlah Ketua parpol lain pun tampak hadir dalam acara Hima Persis tersebut. Namun 2 Ketua parpol dari PDI Perjuangan dan PPP ini menyatakan secara tegas ketika diwawancarai awak media.

Masing-masing ketua parpol di Garut itu memiliki pandangan berbeda mengenai sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup.

Ketua DPC PDI Perjuangan Garut, Yudha Puja Turnawan menyebut bahwa pihaknya lebih setuju dengan sistem pemilu proporsional tertutup. Hal itu sesuai dengan sikap Ketua DPP PDI Perjuangan.

Selain itu yang mendorong uji materi UU Pemilu pun salah satu kader PDI Perjuangan dari Kabupaten Probolinggo.

Ada beberapa alasan menurut Yudha kenapa PDI Perjuangan lebih memilih sistem pemilu proporsional tertutup. Yang pertama karena jika terus dengan sistem terbuka maka akan marak terjadi money politic.

” Dan itu merusak demokrasi itu sendiri sehingga pada akhirnya kualitas wakil rakyat juga karena mengandalkan uang,” katanya.

Hal itulah yang menurut Yudha, kenapa PDI Perjuangan lebih condong ke sistem proporsional tertutup. Karena jika dengan sistem tertutup, maka parpol yang menentukan siapa wakil rakyat yang pantas untuk naik. Karena parpol lebih tahu mana kader terbaiknya, mana kader yang sudah digembleng dan menjalani pendidikan dengan benar.

baca juga: Sempat Tolak 2 Kali Usulan Hiswana Migas, Akhirnya Pemkab Garut Naikan HET Gas 3Kg

Parpol akan lebih tahu menentukan mana kadernya yang bisa kerja idiologis mejembatani kepentingan masyarakat.

Namu dengan sistem terbuka, terkadang yang terpilih nanti adalah kader-kader yang lebih mementingkan wilayah dapilnya saja, wilayah desanya saja.

” Kadang yang terpilih dia fokus di desanya saja dia fokus di kecamannya saja, tidak memikirkan masyarakat kabupaten Garut pada umumnya,” tegasnya.

” Sehingga kami milih tertutup agar peran parpol itu makin kuat menempatkan kadernya yang ditempatkan di parlemen,” tegasnya.

baca juga: Sholat Tarawih di Masjid Agung, Bupati Garut Sampaikan Beberapa Hal Ini

Namu demikian, Yudha mengaku siap, apapun keputusan MK nanti. Jika pun harus dengan sistem terbuka maka PDI Perjuangan akan siap mengikuti pemilu legislatif sesuai aturan pemerintah.

Sementara itu Yudi Lasminingrat, Ketua DPC PPP Garut menyebut bahwa pihaknya lebih setuju dengan sistem pemilu proporsional terbuka.

” Tentunya kami melihat sistem karena kami terlahir di generasi milenial dan kami mengamati sistem terbuka dimana kami sudah mempelajari dan paham sistem terbuka, jadi mungkin dengan hitung hitungan terbuka kami lebih optimis di terbuka,” ujarnya.

Kendati demikian Yudi pun mengaku siap jika memang MK dan pemerintah memutuskan akan menggunakan sistem pemilu proporsional tertutup.

” Insyaa Allah akan maksimal melakukan kerja sampai mematangkan struktural sampai tingkat RW di kabupaten Garut. Tentuya terbuka atau tertutup siap,” tegasnya. (gilang)